Solo – Sama seperti tahun lalu, kegiatan budaya Hajad Dalem Garebeg Syawal berlangsung meriah. Pengageng Sasana Wilapa KP. H. Dani Nur Adiningrat menerangkan, Hajad Dalem Garebeg Syawal dilakukan untuk menyambut datangnya 1 Syawal 1445 Hijriyah. “Atau dalam hitungan kalender Jawa jatuh pada Jimawal 1957. Seperti biasa Karaton Surakarta Hadiningrat menggelar tradisi Hajad Dalem Garebeg Syawal dengan mengkirabkan 2 Gunungan (laki-laki & perempuan),” beber Dani Nur dalam siaran pers yang diterima redaksi, Kamis sore, (11/4/2024).
Ia kembali menuturkan, dipimpin langsung Raja Kraton Surakarta Hadiningrat SISKS Pakoe Boewono XIII (PB XIII) beserta Permaisuri Kraton Surakarta Gusti Kanjeng Ratu Pakoe Boewono, sedikitnya 300 Abdi Dalem dan Sentono Dalem Kraron Surakarta mengikuti tradisi Kraton Surakarta Hadiningrat tersebut.
Selain itu juga dihadiri oleh beberapa adik dari PB XIII dan beberapa anak perempuan PB XIII dari istri yang terdahulu, seperti Gusti Rumbai dan Gusti Devi dan sejumlah cucu PB XIII. Jalannya kegiatan itu tak lepas dari perintah SISKS PB XIII kepada Pengageng Parentah Kraton Surakarta KGPH Adipati Dipokusumo yang kemudian diteruskan kepada Pengageng Sasana Wilapa KP. H. Dani Nur Adiningrat. “Setelah perintah Raja itu diterima maka Kirab Gunungan 1 Syawal 1445 Hijriyah / Jimawal 1957 pun dimulai,” ujar Dani.
Lanjut Dani, rombongan kirab itu mengarak dua gunungan yang rutenya dimulai dari pelataran Kraton Surakarta, kemudian keluar melewati Kori Kamandungan dan menuju Masjid Ageng Kraton Surakarta. Setelah dua gunungan didoakan oleh Penghulu Tafsir Anom Masjid Ageng Kraton Surakarta KH. Muhtarom, makan gunungan laki-laki diperebutkan oleh masyarakat yang telah menunggu di Masjid Ageng.
“Kemudian gunungan perempuan dibawa kembali ke kawasan Kraton Surakarta (ke depan Kori Kamandungan) untuk kemudian diperebutkan juga oleh masyarakat yang telah menunggu,” pungkasnya lagi. Banyak praktisi budaya yang mengatakan tradisi ini unik dan perlu dilestarikan sepanjang masa. (rio/jajang/bode)