Jakarta – Menteri BUMN, Erick Thohir menyatakan pemberian bonus dari beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tak bisa dibandingkan dengan perjuangan keras yang sudah dilakukan para atlet yang telah mengharumkan nama Indonesia di Olimpiade Paris 2024 lalu. Selain itu, Menteri Erick juga menambahkan bahwa BUMN yang menjadi andalan dalam sepertiga ekonomi nasional harus menjaga keseimbangan dengan peduli ke sektor-sektor lain di masyarakat, salah satunya olahraga.
“Kepedulian besar kami terhadap olahraga tak lain karena arahan Presiden Jokowi yang meminta BUMN bantu olahraga. Mengapa? Olahraga bagian dari bangun bangsa karena ada rasa kompetisi, mengabdi untuk bangsa dan negara, dan selalu mengibarkan merah putih di negara lain. Jadi, atas nama persatuan dan kebanggan ini, BUMN akan selalu hadir,” ujar Erick di malam apresiasi Olimpiade Paris yang berlangsung di Posbloc, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Malam apresiasi tersebut dihadiri para petinggi olahraga nasional, Chef de Mission Olimpiade Paris, Anindya Bakrie, dan para direktur utama perusahaan BUMN yang selama ini membina cabang angkat besi, panjat tebing, dan bulutangkis. Para peraih medali emas, Rizki di cabang angkat besi kelas 73 kg dan Veddriq di nomor speed climbing, masing-masing mendapatkan bonus total senilai Rp2,5 miliar, dengan komposisi Rp1 miliar berupa uang tunai dan rumah hunian seharga Rp1,5 miliar.
Sementara Gregoria yang meraih perunggu di tunggal putri bulutangkis menerima bonus total Rp1 miliar dengan komposisi Rp500 juta uang tunai dan rumah hunian senilai Rp500 juta. Ada empat BUMN yang terlibat dalam penyerahan bonus ini, yakni Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) yang selama ini jadi bapak angkat cabang angkat besi. Semen Indonesia Group (SIG), Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Bank Tabungan Negara (BTN) sebagai pembina cabang panjat tebing, serta Bank Negara Indonesia (BNI) yang membina bulutangkis. (mro31/tim)